Monday, May 12, 2025

 Syameela


Penyadaran diri melalui kanal hampa di ruang-ruang kesepian nan lelah

ketika bonus bulanan dari Tuhan diterima sehingga tiada kalam-Nya bisa terjamah

cahaya ketika lentera sementara tiada bisa dinyalakan karena redup dan lemah

baik air dingin ketika panas hati merajai dan emosi tak mau mengalah


setiap helai daun jatuh atas kehendakNya

pun air mata seorang ibu jatuh tiada tanpa prayoga

setali keresahan hati dan jumpanya mutiara

sebagai petuah kepada seorang hamba









 ASPD dan seleksi siwa baru, ujian bagi anak atau ujian bagi ortu?


ASPD (Asesmen Standarisasi Pendidikan Daerah) merupakan ujian bagi siswa SD dan SMP/ sederajat yang hanya berlaku di Jogja. Ini seperti sistem ujian EBTANAS zaman dulu (iya, zaman dulu, kalau kamu termasuk generasi milenial pasti sudah gak asing)πŸ˜ƒ. 

Dengan sistem ASPD ini, maka siswa kelas 6 SD atau kelas 3 SMP akan diuji kemampuan literasi membaca, numerasi, dan sainsnya. Nilai ini akan digunakan sebagai salah satu sarana menyaring siswa baru bagi skema reguler, selain ada beberapa skema seperti skema domisili, afirmasi, atau mutasi. Karena Fatima sudah kelas 6 dan Abe kelas 9, maka mereka juga mengikuti ASPD ini. Abe ujian ASPD lebih awal, tanggal 5 - 7 Mei 2025 dan adeknya ujian tanggal 19-21 Mei 2025. Kedua anak kami ingin melanjutkan ke sekolah negeri di kota (madya) dengan alasan ingin mendapatkan fasilitas pendidikan yang 'relatif' lebih baik serta lokasinya yang dekat dengan tempat les serta pusat bisnis. Karena kami tinggal di Kalasan yang notabene jauh dari kota, dan tidak mungkin masuk sekolah negeri dengan jalur domisili, maka jalur yang bisa ditempuh hanya jalur reguler + prestasi. Banyak hal yang harus kami siapkan sejak mereka menginjak kelas akhir.

Anak-anak sejak semester 2 di kelas akhir sudah intensif ikut bimbel di sekolah. Kami sebagai ortu juga gak ada habisnya menyuruh mengingatkan mereka untuk belajar lebih giat. Walaupun kadang ketika menyuruh mereka nada naik satu dua oktaf, toh ini dilandasi agar mereka lebih serius dalam belajar karena saingan masuk ke sekolah negeri sangat ketat.

Satu hal yang kami syukuri terutama karena Abe sekolah di SMPIT boarding, dia sudah sedikit terpapar dengan konsep "ridho' akan ketetapan Allah. Memaknai bahwa ujian ASPD hanyalah sebagian kecil dari ujian-Nya yang diberikan, dan akan ada banyak ujian-Nya yang lain selama dia hidup. Nilai ASPD adalah perjumpaan antara ikhtiar, doa, dan takdir Allah. Sampai di situ, Alhamdulillah dia sudah paham. Semoga dia juga bisa menerima hasil ASPD nanti. Adeknya, masih butuh bimbingan karena moodnya untuk belajar dan main belum bisa dibedakan ha ha. Kadang di kamar rajin sekali belajar, kadang lebih rajin membaca Tere Liye atau Keigo Higashino πŸ˜† (tapi nilai TO literasi mmebaca dia 100 !πŸ‘πŸ‘πŸ‘. Yah, gak papa lah baca novel daripada stress dan cemas mau ujian. 

Sebagai ibu, sebagai memes mereka rasanya ASPD juga ujian bagiku. Ujian bagaimana belajar lebih tenang, sebelum menenangkan anak-anak, ujian lebih khusyu beribadah membersamai mereka, berpuasa saat mereka ujian (puasa untuk Allah, tapi doa orang berpuasa akan dikalbulkan-Nya bukan?) dan ujian menekan emosi buruk untuk menciptakan ketenangan selama mereja ujian. Bagaimana menciptakan rumah aman damai... walaupun  suara naik seoktaf dua oktaf lagi sesudahnya. πŸ˜€ (Daku masih belajar mengelola emosi di usia setua ini, gaiss.... maafkeun).

Aku juga membeli buku-buku soal latihan ASPD dan mengikutkan anak-anak ikut try out ASPD serta mendaftarkan mereka ikut lomba untuk menambah poin pretasi. Karena nilai keberterimaan siswa baru adalah gabungan dari nilai rapor dan ASPD, plus apabila ada raihan prestasi akademik/ non akademik bisa membantu menambah poin seleksi. 

Apakah semua ortu di Jogja secemas diriku? Mungkin iya. Meskipun aku tahun teman-teman anakku beberapa lebih santai karena mereka sudah mendaftar di sekolah swasta atau boarding school sehingga ujian ASPD bagi beberapa dari mereka hanya formalitas saja. Sama seperti perasaanku waktu Abe ikut ASPD SD  aku merasa lebih santai karena dia sudah terdaftar di boarding school favorit. Meskipun waktu itu kami juga berprinsip bahwa nilai ASPDnya harus bagus (nilai Abe saat itu 271, yah rerata 9 dan literasi membacanya 100! Super 😍😍😍. 

Yang aku tanamkan ke anak-anakku adalah di setiap momen ujian, mereka harus berusaha yang terbaik, meyakinkan mereka dengan doa mereka serta doa orang tua, kami bersama-sama menjemput takdir Tuhan. Tiada kekecewaan di akhirnya karena upaya kami sudah maksimal. Aku selalu mengatakan, "Kalau kamu kecewa tidak ada gunanya. Sebelum kamu kecewa, kamu harus serius belajar dan berdoa maksimal. Setelahnya tawakal dan husnuzan kepada Allah, ridho, ridho, ridho". Ini adalah momen latihan mereka menjalani siklus kehidupan. 

Berapa banyak ujian yang akan mereka lalui? Masuk SMP, SMA, kuliah, beasiswa, pekerjaan, pernikahan, pengasuhan anak, pertemanan, kehilangan, perpisahan, percintaan, pendidikan, ahhhh banyaknya!  Aku (beberapa) sudah mengalaminya, dan sekarang pun sedang dan masih akan menjalani ujian. Aku harap kami tidak menjadi batu ujian yang memberatkan satu sama lain. 

Memes berharap menjadi kekuatan bagi anak-anakku saat mereka mengarungi ujian kehidupan. Tempat mereka bertanya atau bersandar ketika mereka lelah dan bingung. Tempat mereka berkata, "Minta doa restunya, ya Mes. Maafkan aku, dan terima kasih untuk semuanya".  Aku ingin mendengar kalimat itu sepanjang aku diijinkan menemani mereka. 

Aku ingin menjadi pengingat bagi mereka bahwa ujian bukan hanyalah urusan dunia, tapi bisa kita tujukan untuk akhirat kita. Bahwa segala capai dan lelah kita akan digantikan oleh Allah. Segala amalan di malam dan siang kita, akan digantikan oleh-Nya, dengan balasan yang jauh-jauh lebih besar dan indah. 

Tuhan, mudahkanlah urusan dunia kami dan muliakanlah urusan rezeki serta akhirat kami. 

Tuhan, ijinkanlah aku selalu ada di hati anak-anakku. Saat ujian, ataupun tidak. 





Friday, March 7, 2025

re-Bienvenue

 Selamat datang kembali MemesπŸ’œ

Blog ini menyambut kedatangan Mescan setelah hampir sepuluh tahun membiarkan halaman blog ini kosong.

Blog ini ternyata sering dilihat anak perempuanku, Fatima ketika dia iseng mencari kata kunci "Chamomilla" di google tentang arti namanya. Dia senang sekali menemukan arti kata Chamomilla yang ditulis dan diabadikan memesnya di blog. Sejak saat itu dia sering melihat blog yang tidak aktif itu, dan bahkan dia kadang mengutip isi tajuk Chaomilla dari blog ini ketika keluarga kami berbincang. 😍😍 

Kenapa harus di 2025? 

Sebenarnya tidak ada alasan khusus, mungkin sudah takdir. Hei, tapi segala sesuatu memang sudah ditakdirkan untuk terjadi, tergantung bagaimana kita melihatnya, bukan? Termasuk kenapa tiba-tiba menulis di blog ini lagi.

Hari ini, 8 Ramadhan 1446 Hijriah. Sejak kemarin ketika mengingat masa lalu waktu di Korea, di Prancis, atau masa_masa waktu anak-anak masih kecil begitu saja terlintas di benakku, "umur kita sangat pendek, seperti sumbu api, kita tidak tahu kapan sumbu itu akan habis dan apinya mati". Lalu apa yang bisa aku tinggalkan kepada anak-anakku dan keluargaku yang bisa mereak simpan dalam memori dan hati mereka serta bisa mereka bagikan apda keturunannya nanti? Wah, pikiran Memes akhir-akhir ini sering ke arah kematian, mungkin terpengaruh Ramadhan. nuasanya meang mengingatkan bahwa hidup ini fana. Karena itulah Memes mencoba mengaktifkan lagi blog ini.

Apa yang akan ditulis?

Apa saja. 

Mulai dari remeh-temeh kecil yang bagi sebagian orang tidak penting, tapi bermakna untuk Memes, akan ditulis di sini. Beberapa mungkin tentang bungaku Chamomilla, remajaku Aretho, angrek Memes, dan hidroponik Memes. Mungkin sedikit cerita waktu mengajar? Kaena pada dasarnya mahasiswa adalah seperti anak-anak Memes dengan karakter mereka yang unik😁

Bagaimana dengan puisi?

Itu sepertinya ide yang bagus. Akhir-akhir ini serangkaian kata muncul begitu saja di benakku dalam bentuk puisi. Nanti kita coba ya. 

Sementara itu ini dulu yang ditulis sebagai awalan. 










Friday, November 27, 2015

Bunga kecil itu adalah Chamomilla

Menyitir Babynames Fatima  berarti "yang bercahaya", Zara berarti " putri" dan  Chamomilla adalah bunga kecil yang cantik yang memiliki banyak kegunaan. Selain cantik, chamomilla banyak dipakai untuk pengobatan. Dan engkau anakku, diberi nama sesuai harapan orang tuamu agar kau kelak dapat berguna bagi orang lain. 


Seperti itulah dirimu, mungil, ceria, gembira, membuat orang lain di sekitarmu merasa bahagia. 
Belum dua tahun saat memes "meninggalkanmu" (ah, memes benci kata itu). Rasa khawatir dan rindu berandai seperti apakah dirimu. Seperti apakah rasanya memelukmu lagi. Karena kutahu teramat rindu lengan ini ingin menggendongmu. Teramat lama hati ini tak berdegup senada alunanmu.

Ternyata kekhawatiran itu engkau tepis. Dirimu luar biasa. Engkau mandiri, ceria, dan dewasa. Tiada kesedihan di harimu. Engkau optimis, dan membuat iri memesmu. 

Oh anakku, Memes tak akan kalah darimu. Lihat memes juga berjuang di sini sayang. Sampai memes menjemputmu, sehatlah selalu. Terima kasih sudah mengajari memes. 

viva voce

diambil dari google
                             
Chamomilla

Engkau tak seperti bunga matahari, 
yang harus menunduk ketika mekar sempurna
Engkau tak harus besar dan meninggi seperti dia
tapi kau memiliki kebesaran matahari
karena kau selalu menyapa setiap pagi

bunga pitamu berwarna putih, seputih lembaran hidupmu
ketika Tuhan menitipkanmu pada kami
bunga tabungmu berwarna kuning, seceria hatimu
menggembirakan kami

Oh, chamomilla
teruslah tumbuh
berikan salam pada yang berjalan hari ini
berkatilah mereka dengan senyummu
obatilah yang terluka

Mekarlah
hingga suatu hari 
pecinta bunga itu datang 
kami yakin kau akan bertambah cantik
karena dia memujamu dengan cinta

----Dari kota ungu, Toulouse---









Sunday, November 15, 2015

Pray for Paris


Catatan untuk Aretho dan Fatima

Bacalah sayang, dan resapilah: Cintailah manusia tanpa syarat, karena begitulah cara Tuhan mencintai kita.

      Jum'at, 13 November terjadi penyerangan oleh teroris di Paris, Perancis. Mereka menyerbu tujuh lokasi yang berbeda dalam satu waktu yang berdekatan, menewaskan 129 orang dan lebih dari 350 orang terluka. Korban terbanyak berada di lokasi Bataclan concert hall, dimana konser musik sedang berlangsung. Enam lokasi lain meliputi restoran, bar, dan di sekitar stadium olahraga (pada saat itu sedang berlangsung pertandingan persahabatan Perancis-Jerman).
      Empati dan ungkapan belasungkawa berdatangan, terutama di jejaring sosial. Sebagai manusia, yang memiliki rasa kemanusiaan, pasti tak ada seorang-pun yang  membenarkan tindakan barbar dan brutal menghilangkan nyawa manusia lain seperti ini.
      Hei, tapi mari kita lihat. Ternyata ada saja sebagian 'manusia' (beberapa diantaranya adalah teman-teman saya) yang menilai rendah kejadian ini dengan membandingkannya dengan tragedi di Palestina dan Suriah. Mereka berpendapat seolah-olah nilai orang-orang yang meninggal di Paris kemarin lebih rendah daripada orang-orang yang meninggal di Palestina atau di Timur Tengah.  Mereka berujar bahwa tiap hari di Palestina bayi, perempuan, jihad meninggal dunia karena Israel dan tidak ada dunia yang menaruh perhatian pada hal ini, tapi begitu teroris menyerbu negara-negara besar mereka menunjukkan perhatian luar biasa. Mereka beramai-ramai mengunggah foto" tandingan", menunjukkan para korban di Palestina. Lalu apakah ini salah?
   

Saya manusia, dan saya muslim.

      Saya diajari menjadi manusia oleh kehidupan. Oleh orangtua saya, saya diajari untuk mencintai orang lain (manusia) lain karena kita adalah manusia. Mereka tidak pernah mengajarkan saya untuk mencintai manusia lain dengan syarat mereka memiliki kesamaan agama, negara, ras, atau apapun kesamaan lain dengan kita. Kita menintai dan menolong orang lain karena kita adalah manusia. se-sederhana itu.
     Saya juga diajari bahwa Islam adalah agama kasih sayang-rahmatan lil 'alamin. Dan saya meyakini bahwa rasa kasih sayang, kemanusiaan dan cinta itu berlaku untuk semua manusia, bukan hanya untuk muslim saja. Rasa kemanusiaan tergugah ketika ada manusia lain yang mengalami tragedi, cobaan dalam hidup mereka. Rasa sayang itu terungkapkan dan membuat kita merasakan kalau saja kita adalah orang tersebut, kalau saja kita adalah korban atau kelurga korban tersebut, merasakan kesamaan gelombang ketakutan, putus asa, sedih, tak berdaya, karena kita tidak tahu apa atau mengapa mereka menyerang kita. Ketika kau merasakan tak berdaya karena kau tidak pernah memperkirakan akan terjadi tragedi dalam hidupmu.
   
Saya mencintai Paris, mencintai Perancis. Saya tiba di negeri ini hampir dua bulan yang lalu. Negara penjunjung tinggi liberty, egality, fraternity menyambut saya dengan keramahannya untuk menimba ilmu. Meskipun tinggal di Toulouse, daerah selatan Perancis yang tenang jauh dari Paris yang ramai (dan walaupun belum pernah ke Paris karena belum ada ijin libur dari supervisor) namun rasa sayang itu tumbuh. Meskipun disini sendirian, saya bertemu dan bekerja dengan mahasiswa lain yang sama-sama belajar hidup, dan mengemban misi dari negara masing -masing untuk mendapatkan ilmu terbaik di negeri ini. Menghirup udara Perancis, meminum airnya, berbagi senyum dengan penduduknya, berbagi hari yang indah untuk orang lain, menyentuh manusia lain dengan keberadaanmu, dan menghidupkan jiwa. Dan ketika ada tragedi  seperti jum'at kemarin, maka rasa kemanusiaan itu tergugah, terungkapkan, tertuliskan, tersebarkan.

      Tetapi sayang, bahkan ketika kita bersikap menunjukkan sisi kemanusiaan kita, selalu saja ada orang lain yang menilai salah diri kita. Dan yang melakukan itu notabene adalah orang-orang yang memiliki kesamaan religi dengan saya. Mereka memposting bahwa tragedi di Paris tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan konflik Palestina. Oh, ayolah...Dimana sisi manusia-mu itu? Apakah kau diajari untuk mencintai manusia yang satu agama dengan kamu saja? Lalu untuk apa Tuhan menciptakan kaumnya berbeda suku, ras dan agama? Satu kelompok untuk kamu cintai, satu kelompok lain untuk kamu nilai rendah kemanusiannya? Untuk kau anggap rendah nilai hidupnya hanya karena mereka beda agama dengan kamu? Mikir...Baca kitabmu..!
Kalau kau masih berpikir kau hanya akan mencintai manusia karena mereka satu agama dengan kamu, jangan kau tulis di wajahmu. Jangna kau tulis di tembok ratapanmu (baca wall facebook-mu). Tolong, tulislah di hatimu saja, biar orang lain tidak kasihan pada dirimu. Biar orang lain yang memiliki cinta untuk manusia lain tidak merasa bersalah. Biar ia tidak memviral dan membatasi cinta untuk menyebar. Biar generasi baru tidak pernah melihat tulisan itu. Tolong...

Apakah kau tahu, temanku?

Saya prihatin dan bersedih dengan konflik Palestina, tapi saya juga prihatin dan bersedih untuk Paris. Menjadi muslim di Perancis tidak akan mudah setelah kejadian ini. Akan ada orang yang menghakimi kita karena kita berbagi agama yang sama dengan teroris itu. Akan ada muslim yang merasa khawatir dan was-was karena mereka akan menjadi sasaran kecurigaan dan kemarahan karena kita satu agama dengan teroris itu. Tidak akan cukup menjelaskan bahwa islam tidak pernah mengajarkan kekerasan, bahwa islam mengajarkan kasih sayang kepada semua manusia. Tapi hei,,,dengan statusmu itu mereka berpikir bahwa islam hanya mengajarkan untuk mencintai islam saja,bukan? (Pikir lagi ya...).

Masalah teroris akan menjadi masalah semua negara di dunia, dan kita tidak tahu kapan akan berakhir. Jangan menyebarkan berita yang kau tidak tahu kebenarannya. Kalau kau tahu tentang farmasi saja, maka kalau kau tak tahu tentang politik, konflik sosial, diamlah. Tidak ada yang akan menganggapmu bodoh. Kalau kau tahu tentang teori ekonomi saja, diamlah tak usah memposting berita lain yang kau tak tahu kebenarannya. Bacalah...Bacalah.. Lihatlah dengan kacamata berbeda.

Terakhir, kalau kau masih menyalahkan orang yang mengungkapkan cintanya kepada manusia lain dalam serangan di Paris kemarin, bersedihlah. Kalau kau tak tahu mencintai manusia, menangislah... dan berpikirlah kalau saja kau dilahirkan dalam kondisi yang berbeda. Bayangkan andai saja: Kau tak memiliki agama. Kau bukan muslim, Kau adalah Perancis.


ditulis di Thales yang berkabut

Thursday, August 2, 2012

Aretho 2 years old


Happy Birthday, Aretho.
6 Juli 2012, kau tepat berumur dua tahun. Selama itu pula engkau telah berkembang menjadi laki-laki kecil disisiku. Selama dua tahun itu, bukan hanya kau saja yang berkembang, sayang. Tapi Memesmu ini juga ikut berkembang. Banyak yang tidak diketahui oleh para orang tua tentang cara mendidik anak.. Sayangnya,kami mungkin jugatermasuk ke dalam golongan itu, meskipun kami telah mengikuti perkembangan di internet, membaca buku, atau meminta info ke orang yang lebih berpengalaman. Tapi kurasa mendidik anak memang membutuhkan proses pembelajaran yang terus menerus, bahkan kelak sampai engkau menikah (ah.. tak kuat imajinasi ini menembusnya, ketika engkau melangkah hidup sendiri bersama orang yang kau cintai..hiks..).
Karena seorang anak sangat unik..(seperti kata Barney –coz you are special, everyone is special-) maka sebenarnya yang mengetahui kebutuhan akan anaknya adalah orangtua mereka sendiri. Dan aku sangat berharap bahwa aku telah memilih jalan yang tepat, metode yang tepat untuk menumbuhkan dirimu.
Selama dua tahun ini kau menunjukkan perkembangan luar biasa. Beberapa hal yang aku sangat salut (karena bagi Memes, semuanya luar biasa!) adalah
  1. Kau memiliki kemampuan mempertahankan pendapat yang tak terbantahkan. Beberapa orang tua mengatakan padaku bahwa anak mereka ngeyel, suka merengek dan menangis. Engkau-pun begitu.. tapi bagiku itu adalah suatu perkembangan pada tahapan usiamu. Alih-alih bilang ngeyel, aku lebih suka menyebutnya dengan kemampuan negosiasi yang luar biasa hehe..dan kau pun memiliki kemampuan me-lobby yang sungguh hebat. Teruskan, Nak!
  2. Rasa pedulimu pada teman-temanmu mengejutkan. Pernah suatu siang ketika teman-temanmu datang ke rumah, kau membagikan roti dan buah ke teman-temanmu meskipun kami tidak memintamu melakukannya..wow, kau menguasai ilmu ‘imitate’ secara natural. Superb Aretho! Ada yang berkata bahwa sebaik-baik manusia adalah yang memberikan manfaat bagi orang lain, dan  kau mempraktekkannya!
  3. Kesukaanmu pada SM*SH, dan gerakan – gerakan  dancing. Kadang heran juga melihat betapa engkau sangat menyukai iklan sosis di TV, dan itu awal kau suka SMA*SH ya.. Semoga kau kelak se-kreatif mereka dan sebagus mereka dalam dance. Kau sudah memulainya dengan pintar roll depan, Ar. Lain kali dansa waltz dan senam lantai bareng Memes harus lebih rutin ya.
  4. Kau begitu supel dan bisa sangat cepat menghafal nama orang, bahkan bisa mengingatnya kembali ketika kita tidak bertemu sekia lama dengan mereka (meskipun itu baru sekali betemu). Bahkan beberapa kali kau memimpikan mereka bukan? Kau sering mengigau menyebutkan nama mereka hehe..bahkan suatu saat ada pemulung lewat dekat rumah kau memanggilnya Om? (he he).
  5. Kesukaanmu pada tandon air..Ya, tandon air! Setiap kali kita naik sepeda berdua, naik taksi, atau naik kendaraan kemanapun, kau selalu menghitung berapa jumlah tandon air yang kita jumpai dan menyebutkan warnanya. Semoga engkau pintar menghitung, dan kelak bisa memperhitungkan setiap langkahmu di masa depan, Nak.
  6. Suka makan sayur..kesukaanmu pada sayur tak diragukan lagi. Untuk buah, semangka adalah favoritmu. Kau harus coba menyukai buah yang lain,  Nak.

Banyak hal lain yang harus aku tulis di sini, tapi memo ini tiada cukup untuk menuliskan keseharianmu, Ar. Semoga kelak kau besar, kau bisa membacanya nanti ya..
Memes sangat bersyukur pada Tuhan yang telah mengkaruniai kami dengan kelahiranmu. Kelahiranmu membuat aku belajar dan berpikir mengenai banyak hal, terutama mengenai pendidikanmu..Maafkan memes yang mungkin kurang memfasilitasimu, kurang membagi waktu untukmu.
Memes sangat menantikan saat kau berubah dari laki-laki kecil menjadi laki-laki dewasa..Memes mencintaimu, selamanya..Terima kasih telah ada buat Memes..
Selamat tumbuh Aretho..dan selamat sekolah ya..

Aretho
Aretho


Wednesday, July 25, 2012

Makna Sebuah Titipan



“Sering kali aku berkata, ketika orang memuji milikku, bahwa:
sesungguhnya ini hanya titipan,
bahwa mobilku hanya titipan Allah
bahwa rumahku hanya titipanNya,
bahwa hartaku hanya titipanNya,
bahwa putraku hanya titipanNya,

Tetapi, mengapa aku tak pernah bertanya,
mengapa Dia menitipkan padaku?
Untuk apa Dia menitipkan ini padaku?
Dan kalau bukan milikku,
apa yang harus kulakukan untuk milikNya ini?

Adakah aku memiliki hak atas sesuatu yang bukan milikku?
Mengapa hatiku justru terasa berat, ketika titipan itu
diminta kembali olehNya?

Ketika diminta kembali, kusebut itu sebagai musibah,
kusebut itu sebagai ujian, kusebut itu sebagai petaka,
kusebut dengan panggilan apa saja untuk melukiskan bahwa
itu adalah derita.

Ketika aku berdoa,
kuminta titipan yang cocok dengan hawa nafsuku,
aku ingin lebih banyak harta, ingin lebih banyak mobil,
lebih banyak popularitas, dan kutolak sakit, kutolak kemiskinan,
seolah semua "derita" adalah hukuman bagiku.

Seolah keadilan dan kasihNya harus berjalan seperti matematika:
aku rajin beribadah, maka selayaknyalah derita menjauh dariku,
dan nikmat dunia kerap menghampiriku.
Kuperlakukan Dia seolah mitra dagang, dan bukan kekasih.
Kuminta Dia membalas "perlakuan baikku".
dan menolak keputusanNya yang tak sesuai keinginanku.

Gusti, padahal tiap hari kuucapkan, hidup dan matiku hanyalah untuk
beribadah...

"Ketika langit dan bumi bersatu, bencana dan keberuntungan sama saja"

Makna Sebuah Titipan
(PUISI WS RENDRA)